
Postingan kali ini gue copas dari notes facebooknya "Tuhan masih menulis cerita cinta" semoga isinya bisa menjawab semua keragu2an atau bahkan kebimbangan anak muda kristen yang punya problem seperti judul di atas.. Selamat membaca ^^
Guys, kali ini topiknya tentang pacaran
beda agama. Benernya kalo bicara soal
boleh atau tidak boleh, jawabannya as
clear as the sky. Ngga boleh. Why?
Because the bible said so.
Janganlah kamu merupakan
pasangan yang tidak seimbang dengan
orang-orang yang tak percaya. Sebab
persamaan apakah terdapat antara
kebenaran dan kedurhakaan? Atau
bagaimanakah terang dapat bersatu
dengan gelap? 2 Kor 6 : 14
DONE. :p But now, I want to go a
little deeper.
“Kenapa pertanyaan ini bisa
muncul? Kalau sebenernya
jawabannya udeh jelas banget, kenapa
tetep ada org2 yg menanyakan hal
ini?”
Salah satu alasan yang sering gue
denger adalah,
“Co ini bae sekali cik. Jauhhh
lebih bae daripada temen2ku yang
Kristen. Bertanggung jawab, kerjanya
bener, sopan. Aku pernah beberapa
kali deket sama co-co yang Kristen tapi
mereka tuh ngga sebae co ini.”
Memang, itu fakta. Ngga jaminan
co Kristen itu lebih baik daripada co
yang bukan Kristen. Kadang justru org-
org non Kristen itu lebih baik, lebih
sabar, lebih pengertian, lebih romantic,
lebih bertanggung jawab, lebih sayang
anak-anak, lebih dewasa, ngatur uang
lebih pinter, dan segala lebih-lebih
yang laennya.
“Trus kalo gitu, ngga papa donk
cik?!”
Guys, a good man is not enough
but build a good marriage. A good
man IS NOT ENOUGH. Beneran guys, is
not enough … Marriage life is
wonderful but also very tough. That’s a
why only a good man is not enough.
I’ll tell you why it’s not enough …
Di dalam buku Fit To Be Tied, Bill
Hybels, ada 3 alasan kenapa Tuhan
memberi perintah untuk HANYA
menikah dengan orang-orang seiman.
Common Treasures
Guys, kalo kalian sudah bener-
bener lahir baru dan punya hubungan
pribadi dengan Tuhan Yesus, you’ll
know that God is our most precious
treasures. Tuhan itu harta kita yang
paling berharga. Kalau kamu pernah
ngerasain, hatimu dijamah, disentuh
sama Tuhan, kamu pasti tau bahwa
Yesus itu bener-bener yang paling
utama dan paling berharga.
Nah, ketika kita menikah, kita tentu
berharap kita bisa membagi kehidupan
kita dengan orang yang sangat kita
sayang. Kita bermimpi bisa share our
dreams, share our laugh, share our
hobbies, pokoknya share everything.
En kalo Yesus bener-bener yang utama
dalam hati kita, tentunya kita pengen
juga share itu ke pasangan kita! Tapi
apa jadinya kalo pasangan kita ngga
merasa bahwa Tuhan itu yang utama?
Bill Hybles cerita tentang
seseorang wanita yang sehabis
kebaktian dateng nyampirin Bill dan
bilang,
“Do you know what it’s like to
go home after a service like this and
be so filled with Gods grace that you
think you’re going to explode – but
… you can’t share that with your
spouse? It’s awful. God has forgiven
me from my disobedience, but
everyday I live with the pain of the
mistake I made years ago.” (Fit to
be tied, page 49)
Gue terpana pas baca itu. En
mikir, bener juga. Rasanya pasti
menyakitkan, kalo gue pulang
kebaktian, en dikuatkan luar biasa oleh
khotbah atau oleh puji-pujian, or gue
mendapat banyak berkat rohani,kita
lagi berapi-api banget en penuh
semangat berkobar-kobar, tapi
bukannya denger suami kita bilang,
“Wah Tuhan emank luar biasa!”,
bukannya ngeliat dia tersenyum dan
minta kita cerita lebih banyak lagi, yang
kita dapatkan justru suami yang
bengong, tetep asik nonton TV, atau
malah bilang, “Ngomong apa sih
kamu?”
THAT WILL BE AWFUL!
Atau ketika kita lagi sedih, lagi
down, lagi butuh dikuatkan, bukannya
suami yang bisa mendoakan kita,
bacain Alkitab, ingetin khotbah Pdt
minggu lalu, tapi suami kita cuman
diem aja. Atau bahkan kita ngga berani
share, karena takut dianggap, “Org
Kristen kok kerjanya ngeluh mulu …
katanya Tuhanmu hebat.”
Salah satu saat-saat paling indah
dalam pernikahan gue, adalah ketika
gue lagi takut, lagi kuatir, en gue bisa
dengan bebasnya bilang ama suami
gue, “Hun, aku takut … aku takut
banget. Tolong doain donk.” En abis
itu suami gue bakal doain gue. Rasanya
tuh lega, en bersyukur punya suami
yang bisa sama-sama diajak masuk ke
takhta Kasih Karunia Allah. Sama-sama
bisa berlutut en bicara pada Allah yang
sama tentang apapun.
Common Blueprints
Guys, ketika kita menikah, kita
masing-masing masuk ke pernikahan
dengan idealisme dan impian masing-
masing. En seringkali impian itu
terbentuk dari pernikahan orang tua
kita. Entah kita pengen punya
pernikahan seperti mereka atau kita
justru NGGA PENGEN punya
pernikahan seperti mereka. :p
Masalahnya, seringkali, standart
kita dan pasangan kita berbeda, karena
keluarga kita berbeda. Nilai-nilai yang
dianut berbeda.
Nah, ketika kita dan pasangan kita
sama-sama orang percaya kepada
Yesus, kita tau bahwa standart yang
harusnya menjadi standart kita adalah
Alkitab. En ketika kita menemui
masalah dalam pernikahan, kita tau
kemana harus mencari jawaban. Di
dalam Alkitab! Tapi apa jadinya, kalo
kita dan pasangan kita punya standart
yang berbeda? En ngga punya
blueprint yang sama?? Kemana kita
harus mencari jawaban? Pusink toh.
En begitu juga dengan mendidik
anak. Kita perlu blueprint, anak-anak
ini mau dididik seperti apa. Kita mau
mereka jadi anak yang seperti apa.
Alkitab jelas kasih blueprint buat
mendidik anak. Tapi apa jadinya kalo
kita pengen menuruti perintah Alkitab
tapi pasangan kita tidak??
Minggu lalu, Tepen sama gue
pergi ke seminar parenting di sebuah
gereja. En it really touched my heart,
ketika ada kebenaran-kebenaran FT
yang penting dalam mendidik anak,
Tepen buru2 catet, en kadang2, dia
usap-usap perut gue dengan tampang
serius. He didn’t say anything but I
knew from his serious face that he’ll
take the responsibility to teach our kids
in God’s way very seriously. En sebagai
calon nyokap, ngga ada yang lebih
menggembirakan selaen tau bahwa
gue ngga harus memikul beban
mendidik anak-anak di dalam Tuhan
sendirian … but I have my God and my
husband as my teammate!
(soal anak-anak please read this free e-
book “Mencari Ayah Yang Baik Buat
Anak-anakku” http://
hanshinta1.blogspot.com/2011/10/
mencari-ayah-yg-baik-untuk-anak2ku-
part.html
Tapi apa jadinya kalo kita punya
kerinduan anak-anak dididik cinta
Tuhan, melayani di Gereja, tapi pas kita
mo ngajarin dia berdoa makan aja,
ayahnya bilang, “Ngapain doa-doa?
Emank Tuhan yang kasih kamu beras?
Kan Papa yang kerja keras!” That will
be awful!
Common Strength
Menurut gue ini salah satu alasan
utama, kenapa just a good man is not
enough. Guys, suka ngga suka, ngaku
ngga ngaku, sadar ngga sadar, kita itu
hidup di dunia yang kejam di dunia
yang penuh dosa, di dunia yang ngga
adil.
Sebagai anak Tuhan, kita tidak
kebal terhadap penderitaan. Tuhan
Yesus ngga pernah menjamin, kita
ngga akan ngalamin PHK, ngga akan
kena kanker, ngga akan mengalami
sakitnya ditinggal mati org2 yang kita
kasihi … Tuhan ngga pernah janjiin itu.
Kita bisa kena kanker, suami kita
bisa kehilangan pekerjaan, anak kita
bisa sakit bahkan mungkin meninggal
dalam kecelakaan, usaha kita bisa
bangkrut. All of this can happen.
Oh, tentu saja gue percaya pada
pemeliharaan Tuhan, tapi ingatkah kita
akan cerita Ayub? J Di mana Tuhan
sendiri yang mengizinkan semua
pencobaan itu terjadi dalam hidupnya
… (tentu saja Tuhan mengizinkan itu
terjadi karena Tuhan ingin mengasah
karakter Ayub dan memberkati Ayub
lebih luar biasa lagi. But when all that
disaster happen, ayub didn’t
understand … ayub menderita!)
We’ll never know what will
happen. We’ll never know.
Gue inget bulan kemaren, gue
cerita ama suami gue, tentang seorang
temen yang anaknya terkena autis. En
gimana perjuangan mereka suami istri
mendampingi anaknya sampai
anaknya bisa mengalami kemajuan
yang luar biasa. Bener-bener praise
God. Kalian tau apa yang dikatakan
suami gue?
“Well, you know, this also can
happen to us … tapi jangan kuatir. Kalo
itu terjadi, we’ll face it together.”
En gue senyum trus bilang, “Yup,
we’ll face it together with God.” :D
Tidakkah itu melegakan guys?
Tau bahwa anything can happen, but
we don’t need to worry, coz we have
powerful God! And we have each other
… Apapun yang terjadi, kita sama-
sama tau, kita bisa datang ke tahta
Kasih Karunia Bapa dan memohon
kekuatan dari Bapa. Sebagai manusia,
kita bisa ambruk, bisa ngga kuat, tapi
Bapa kita yang berjanji akan
menguatkan kita.
Tapi apa jadinya kalo kita tidak
punya common strength …
Cowok sebaik apapun, hanya
manusia biasa. ketika badai kehidupan
mulai menerjang, yang kita butuhkan
bukan cowok yang baik tapi cowok
yang tau kemana dia bisa mendapat
kekuatan Ilahi untuk menopang dirinya
dan menopang keluarganya … Ketika
masalah dateng, kita ngga butuh
cowok baik, tapi kita butuh cowok yang
bersandar pada Tuhan. cowok yang
baik bisa ambruk ketika masalah silih
berganti, tapi cowok yang bersandar
pada Tuhan justru akan bangkit seperti
rajawali ketika masalah datang.
Yes 40:30-31 "Orang-orang
muda menjadi lelah dan lesu dan
teruna-teruna jatuh tersandung,
tetapi orang-orang yang menanti-
nantikan TUHAN mendapat kekuatan
baru: mereka seumpama rajawali
yang naik terbang dengan kekuatan
sayapnya; mereka berlari dan tidak
menjadi lesu, mereka berjalan dan
tidak menjadi lelah."
That’s why only a good man is
not enough. We need a godly man to
build a godly marriage.
Waktu gue married, gue kutip one
of my fave poem di undangan dan di
liturgi.
Marriage takes three to be
complete. (By: Beth Stuckwisch)
It's not enough for two to meet, they
must be united in love by love's
Creator, God above.
Then their love will be firm and
strong; able to last when things go
wrong.
Because they've felt God's love and
know He's always there, He'll never
go.
And they have both loved Him in kind,
with all the heart and soul and mind.
And in that love they've found the way,
to love each other every day.
A marriage that follows God's plan
takes more than a woman and a man.
It needs a oneness that can be only
from Christ. Marriage takes three
Yup, gue setuju banget. Hanya dengan
tangan Tuhan, our love will be firm
and strong, able to last when things
go wrong!
Banyak hal di dunia ini bisa terjadi. En
hanya dengan kasih karunia Tuhan dan
Iman bahwa Tuhan tidak pernah
meninggalkan, kita bisa maju terus,
bisa terbang dan bukannya terpuruk
ketika badai itu datang.
That’s why once again … a good man
is not enough …
Seorang temen gue, Shinta, yang nulis
Mencari Ayah Yang Baik Bagi Anak-
anakku, bilang begini,
A godly man is an imperfect
man that worships the perfect God …
and it’s the perfect God who will
mold and shape him to be more and
more like Jesus.
Gue setuju 1000% ama statement
di atas. Cowok yang godly (bukan
sekedar Kristen, sekedar pelayanan tapi
bener-bener cowok yang takut akan
Tuhan), itu bukan cowok yang
sempurna. Suami gue kagak
sempurna, tapi karena dia
menyembah Allah yang sempurna, krn
suami gue mengasihi Allah yang
sempurna maka Allah SENDIRI yang
akan turun tangan dan membentuk dia
untuk menjadi seperti Yesus. Bukan
kita, para wanita, para istri yang bisa
mengubah dia, cuman Tuhan yang
bisa.
En alasan terakhir guys, I want
you to look into God’s heart when He
gave that command to us.
Salah satu alasan kita menolak
untuk taat pada perintah Tuhan adalah
karena kita ngga mengerti hati-Nya.
Kita pikir Tuhan itu mau bikin kita
repot. Kita pikir Tuhan itu seneng kalo
kita ngga seneng. Kita pikir tuhan itu
‘JAHAT’, (oh tentu saja kita ngga
terang2an bilang Tuhan itu jahat, tapi
ketika kita mempertanyakan
perintahnya, sebenernya kita
meragukan bahwa Tuhan itu BAIK
dank arena Tuhan itu BAIK maka
semua perintah-Nya itu untuk
KEBAIKKAN juga).
Oke, bayangkan guys kalian pergi
lagi ikut hiking di suatu hutan. Nah
ketika jalan melewati satu jalan setapak
ternyata di ujung jalan setapak itu,
kalian ngeliat ada lobang besar penuh
ular di situ. HIIIII … gue paling takut
sama ular >.< Apa yang kalian lakukan?
Kalian pasti buru-buru balik, en ketika
ada temen-temen laen yang mau ke
jalan itu, kalian pasti bilang,
“JANGAANNN ke situ. Di ujung sono
ada lubang penuh ular bow!!”
Ketika kalian ‘melarang’ temen-
temen kalian buat ke sono, eh temen
bae kalian malah ngga percaya, dia
malah ngetawain kalian en bilang
kalian lebay. >.< what will you feel
guys?
Kesel karena ngga dipercaya …
Kesel karena malah diketawain. En
yang sangat mungkin, sedih … yah
sedih. Because your own bestfriend
nga percaya sama kalian, karena
sahabat kalian sendiri ngga percaya
kalo larangan kalian itu untuk
kebaikkan dia.
Kira-kira begitulah hati-Nya Tuhan
… Semua larangan di Alkitab itu Tuhan
berikan karena Ia tahu, di ujung jalan
yang sepertinya nikmat, baik, bagus,
ada lubang penuh ular. Ada tangisan,
ada ratapan, ada rintihan …
Ada jalan yang disangka orang
lurus, tetapi ujungnya menuju maut.
Amsal 14 : 12
En ketika kita terjatuh, kita
melanggar dan kita menangis, apa kita
pikir Tuhan akan bilang, “Ya udah …
sukurin loh. Ngga nurut sih!”
Ngga.
Tidak dilakukan-Nya kepada
kita setimpal dengan dosa kita, dan
tidak dibalas-Nya kepada kita
setimpal dengan kesalahan kita,
Mazmur 103 : 10
Tuhan juga menangis dengan
kita ketika kita menangis. Kalau kalian
liat, ibu-ibu yang anaknya sedang sakit,
siapa yang nangisnya lebih kenceng?
IBUNYA. Semua ibu kalo ditanya,
mending dia yang sakit apa mending
anaknya yang sakit pasti semua bilang,
mending dia yang sakit bukan anaknya.
Kalau manusia yang penuh dengan
dosa dan egois aja bisa begitu,
kebayang ngga sih guys, hati-Nya
Tuhan tuh kayak apa ketika kita
menderita bahkan karena kesalahan
kita sendiri??
Guys, trust HIS HEART. Perintah
menikah hanya dengan yang sepadan
itu bukan untuk membuat kalian
menderita! NO!! Justru Tuhan pengen
kalian menikmati pernikahan yang
indah, menikmati pernikahan dengan
suami yang bener-bener mau belajar
mengasihi kalian seperti Kristus
mengasihi jemaatt!!!
He doesn’t want to give you just a
happy marriage, He wants to give you a
fulfilling marriage so that through your
marriage you can GLORIFY HIS NAME!
He wants to use you and your spouse
to blessed the nation through your
marriage!! En Dia tau itu hanya bisa
terjadi, jika kalian menikah dengan
anak-Nya yang sekalipun ngga
sempurna tapi mau terus
disempurnakan oleh tangan-Nya. J
Bacaan ekstra :
http://
hanshinta1.blogspot.com/2010/06/
happy-or-fulfilling-marriage.html
(happy or fulfilling marriage?)
My fave quote dari tulisan di atas : I
would rather wait a thousand years
for that man who loves and fears the
Lord and live 1 fullfilled day of
marriage together, than wait a day &
live 1000 ‘just happy’ (or worse live
1000 miserable) days together.
(Ershinta Vid Neyst)
Published with Blogger-droid v2.0.4