Rabu, 09 Mei 2012

Pasangan beda agama?? tapi si dia kan baiiiiiik bangeeeet...

Postingan kali ini gue copas dari notes facebooknya "Tuhan masih menulis cerita cinta" semoga isinya bisa menjawab semua keragu2an atau bahkan kebimbangan anak muda kristen yang punya problem seperti judul di atas.. Selamat membaca ^^


Guys, kali ini topiknya tentang pacaran

beda agama. Benernya kalo bicara soal

boleh atau tidak boleh, jawabannya as

clear as the sky. Ngga boleh. Why?

Because the bible said so.

Janganlah kamu merupakan

pasangan yang tidak seimbang dengan

orang-orang yang tak percaya. Sebab

persamaan apakah terdapat antara

kebenaran dan kedurhakaan? Atau

bagaimanakah terang dapat bersatu

dengan gelap? 2 Kor 6 : 14

DONE. :p But now, I want to go a

little deeper.

“Kenapa pertanyaan ini bisa

muncul? Kalau sebenernya

jawabannya udeh jelas banget, kenapa

tetep ada org2 yg menanyakan hal

ini?”

Salah satu alasan yang sering gue

denger adalah,

“Co ini bae sekali cik. Jauhhh

lebih bae daripada temen2ku yang

Kristen. Bertanggung jawab, kerjanya

bener, sopan. Aku pernah beberapa

kali deket sama co-co yang Kristen tapi

mereka tuh ngga sebae co ini.”

Memang, itu fakta.  Ngga jaminan

co Kristen itu lebih baik daripada co

yang bukan Kristen. Kadang justru org-

org non Kristen itu lebih baik, lebih

sabar, lebih pengertian, lebih romantic,

lebih bertanggung jawab, lebih sayang

anak-anak, lebih dewasa, ngatur uang

lebih pinter, dan segala lebih-lebih

yang laennya.

“Trus kalo gitu, ngga papa donk

cik?!”

Guys, a good man is not enough

but build a good marriage. A good

man IS NOT ENOUGH. Beneran guys, is

not enough … Marriage life is

wonderful but also very tough. That’s a

why only a good man is not enough.

I’ll tell you why it’s not enough …

Di dalam buku Fit To Be Tied, Bill

Hybels, ada 3 alasan kenapa Tuhan

memberi perintah untuk HANYA

menikah dengan orang-orang seiman.

Common Treasures

Guys, kalo kalian sudah bener-

bener lahir baru dan punya hubungan

pribadi dengan Tuhan Yesus, you’ll

know that God is our most precious

treasures. Tuhan itu harta kita yang

paling berharga. Kalau kamu pernah

ngerasain, hatimu dijamah, disentuh

sama Tuhan, kamu pasti tau bahwa

Yesus itu bener-bener yang paling

utama dan paling berharga.

Nah, ketika kita menikah, kita tentu

berharap kita bisa membagi kehidupan

kita dengan orang yang sangat kita

sayang. Kita bermimpi bisa share our

dreams, share our laugh, share our

hobbies, pokoknya share everything.

En kalo Yesus bener-bener yang utama

dalam hati kita, tentunya kita pengen

juga share itu ke pasangan kita! Tapi

apa jadinya kalo pasangan kita ngga

merasa bahwa Tuhan itu yang utama?

Bill Hybles cerita tentang

seseorang wanita yang sehabis

kebaktian dateng nyampirin Bill dan

bilang,

“Do you know what it’s like to

go home after a service like this and

be so filled with Gods grace that you

think you’re going to explode – but

… you can’t share that with your

spouse? It’s awful. God has forgiven

me from my disobedience, but

everyday I live with the pain of the

mistake I made years ago.” (Fit to

be tied, page 49)

Gue terpana pas baca itu. En

mikir, bener juga. Rasanya pasti

menyakitkan, kalo gue pulang

kebaktian, en dikuatkan luar biasa oleh

khotbah atau oleh puji-pujian, or gue

mendapat banyak berkat rohani,kita

lagi berapi-api banget en penuh

semangat berkobar-kobar, tapi

bukannya denger suami kita bilang,

“Wah Tuhan emank luar biasa!”,

bukannya ngeliat dia tersenyum dan

minta kita cerita lebih banyak lagi, yang

kita dapatkan justru suami yang

bengong, tetep asik nonton TV, atau

malah bilang, “Ngomong apa sih

kamu?”

THAT WILL BE AWFUL!

Atau ketika kita lagi sedih, lagi

down, lagi butuh dikuatkan, bukannya

suami yang bisa mendoakan kita,

bacain Alkitab, ingetin khotbah Pdt

minggu lalu, tapi suami kita cuman

diem aja. Atau bahkan kita ngga berani

share, karena takut dianggap, “Org

Kristen kok kerjanya ngeluh mulu …

katanya Tuhanmu hebat.”

Salah satu saat-saat paling indah

dalam pernikahan gue, adalah ketika

gue lagi takut, lagi kuatir, en gue bisa

dengan bebasnya bilang ama suami

gue, “Hun, aku takut … aku takut

banget. Tolong doain donk.” En abis

itu suami gue bakal doain gue. Rasanya

tuh lega, en bersyukur punya suami

yang bisa sama-sama diajak masuk ke

takhta Kasih Karunia Allah. Sama-sama

bisa berlutut en bicara pada Allah yang

sama tentang apapun.

Common Blueprints

Guys, ketika kita menikah, kita

masing-masing masuk ke pernikahan

dengan idealisme dan impian masing-

masing. En seringkali impian itu

terbentuk dari pernikahan orang tua

kita. Entah kita pengen punya

pernikahan seperti mereka atau kita

justru NGGA PENGEN punya

pernikahan seperti mereka. :p

Masalahnya, seringkali, standart

kita dan pasangan kita berbeda, karena

keluarga kita berbeda. Nilai-nilai yang

dianut berbeda.

Nah, ketika kita dan pasangan kita

sama-sama orang percaya kepada

Yesus, kita tau bahwa standart yang

harusnya menjadi standart kita adalah

Alkitab.  En ketika kita menemui

masalah dalam pernikahan, kita tau

kemana harus mencari jawaban. Di

dalam Alkitab! Tapi apa jadinya, kalo

kita dan pasangan kita punya standart

yang berbeda? En ngga punya

blueprint yang sama?? Kemana kita

harus mencari jawaban? Pusink toh.

En begitu juga dengan mendidik

anak. Kita perlu blueprint, anak-anak

ini mau dididik seperti apa. Kita mau

mereka jadi anak yang seperti apa.

Alkitab jelas kasih blueprint buat

mendidik anak. Tapi apa jadinya kalo

kita pengen menuruti perintah Alkitab

tapi pasangan kita tidak??

Minggu lalu, Tepen sama gue

pergi ke seminar parenting di sebuah

gereja. En it really touched my heart,

ketika ada kebenaran-kebenaran FT

yang penting dalam mendidik anak,

Tepen buru2 catet, en kadang2, dia

usap-usap perut gue dengan tampang

serius. He didn’t say anything but I

knew from his serious face that he’ll

take the responsibility to teach our kids

in God’s way very seriously. En sebagai

calon nyokap, ngga ada yang lebih

menggembirakan selaen tau bahwa

gue ngga harus memikul beban

mendidik anak-anak di dalam Tuhan

sendirian … but I have my God and my

husband as my teammate!

(soal anak-anak please read this free e-

book “Mencari Ayah Yang Baik Buat

Anak-anakku” http://

hanshinta1.blogspot.com/2011/10/

mencari-ayah-yg-baik-untuk-anak2ku-

part.html

Tapi apa jadinya kalo kita punya

kerinduan anak-anak dididik cinta

Tuhan, melayani di Gereja, tapi pas kita

mo ngajarin dia berdoa makan aja,

ayahnya bilang, “Ngapain doa-doa?

Emank Tuhan yang kasih kamu beras?

Kan Papa yang kerja keras!” That will

be awful!

Common Strength

Menurut gue ini salah satu alasan

utama, kenapa just a good man is not

enough. Guys, suka ngga suka, ngaku

ngga ngaku, sadar ngga sadar, kita itu

hidup di dunia yang kejam di dunia

yang penuh dosa, di dunia yang ngga

adil.

Sebagai anak Tuhan, kita tidak

kebal terhadap penderitaan. Tuhan

Yesus ngga pernah menjamin, kita

ngga akan ngalamin PHK, ngga akan

kena kanker, ngga akan mengalami

sakitnya ditinggal mati org2 yang kita

kasihi … Tuhan ngga pernah janjiin itu.

Kita bisa kena kanker, suami kita

bisa kehilangan pekerjaan, anak kita

bisa sakit bahkan mungkin meninggal

dalam kecelakaan, usaha kita bisa

bangkrut. All of this can happen.

Oh, tentu saja gue percaya pada

pemeliharaan Tuhan, tapi ingatkah kita

akan cerita Ayub? J Di mana Tuhan

sendiri yang mengizinkan semua

pencobaan itu terjadi dalam hidupnya

… (tentu saja Tuhan mengizinkan itu

terjadi karena Tuhan ingin mengasah

karakter Ayub dan memberkati Ayub

lebih luar biasa lagi. But when all that

disaster happen, ayub didn’t

understand … ayub menderita!)

We’ll never know what will

happen. We’ll never know.

Gue inget bulan kemaren, gue

cerita ama suami gue, tentang seorang

temen yang anaknya terkena autis. En

gimana perjuangan mereka suami istri

mendampingi anaknya sampai

anaknya bisa mengalami kemajuan

yang luar biasa. Bener-bener praise

God. Kalian tau apa yang dikatakan

suami gue?

“Well, you know, this also can

happen to us … tapi jangan kuatir. Kalo

itu terjadi, we’ll face it together.”

En gue senyum trus bilang, “Yup,

we’ll face it together with God.” :D

Tidakkah itu melegakan guys?

Tau bahwa anything can happen, but

we don’t need to worry, coz we have

powerful God! And we have each other

… Apapun yang terjadi, kita sama-

sama tau, kita bisa datang ke tahta

Kasih Karunia Bapa dan memohon

kekuatan dari Bapa. Sebagai manusia,

kita bisa ambruk, bisa ngga kuat, tapi

Bapa kita yang berjanji akan

menguatkan kita.

Tapi apa jadinya kalo kita tidak

punya common strength …

Cowok sebaik apapun, hanya

manusia biasa. ketika badai kehidupan

mulai menerjang, yang kita butuhkan

bukan cowok yang baik tapi cowok

yang tau kemana dia bisa mendapat

kekuatan Ilahi untuk menopang dirinya

dan menopang keluarganya … Ketika

masalah dateng, kita ngga butuh

cowok baik, tapi kita butuh cowok yang

bersandar pada Tuhan. cowok yang

baik bisa ambruk ketika masalah silih

berganti, tapi cowok yang bersandar

pada Tuhan justru akan bangkit seperti

rajawali ketika masalah datang.

Yes 40:30-31 "Orang-orang

muda menjadi lelah dan lesu dan

teruna-teruna jatuh tersandung,

tetapi orang-orang yang menanti-

nantikan TUHAN mendapat kekuatan

baru: mereka seumpama rajawali

yang naik terbang dengan kekuatan

sayapnya; mereka berlari dan tidak

menjadi lesu, mereka berjalan dan

tidak menjadi lelah."

That’s why only a good man is

not enough. We need a godly man to

build a godly marriage.

Waktu gue married, gue kutip one

of my fave poem di undangan dan di

liturgi.

Marriage takes three to be

complete. (By: Beth Stuckwisch)

It's not enough for two to meet, they

must be united in love by love's

Creator, God above.

Then their love will be firm and

strong; able to last when things go

wrong.

Because they've felt God's love and

know He's always there, He'll never

go.

And they have both loved Him in kind,

with all the heart and soul and mind.

And in that love they've found the way,

to love each other every day.

A marriage that follows God's plan

takes more than a woman and a man.

It needs a oneness that can be only

from Christ. Marriage takes three

Yup, gue setuju banget. Hanya dengan

tangan Tuhan, our love will be firm

and strong, able to last when things

go wrong!

Banyak hal di dunia ini bisa terjadi. En

hanya dengan kasih karunia Tuhan dan

Iman bahwa Tuhan tidak pernah

meninggalkan, kita bisa maju terus,

bisa terbang dan bukannya terpuruk

ketika badai itu datang.

That’s why once again … a good man

is not enough …

Seorang temen gue, Shinta, yang nulis

Mencari Ayah Yang Baik Bagi Anak-

anakku, bilang begini,

A godly man is an imperfect

man that worships the perfect God …

and it’s the perfect God who will

mold and shape him to be more and

more like Jesus.

Gue setuju 1000% ama statement

di atas. Cowok yang godly (bukan

sekedar Kristen, sekedar pelayanan tapi

bener-bener cowok yang takut akan

Tuhan), itu bukan cowok yang

sempurna. Suami gue kagak

sempurna, tapi karena dia

menyembah Allah yang sempurna, krn

suami gue mengasihi Allah yang

sempurna maka Allah SENDIRI yang

akan turun tangan dan membentuk dia

untuk menjadi seperti Yesus. Bukan

kita, para wanita, para istri yang bisa

mengubah dia, cuman Tuhan yang

bisa.

En alasan terakhir guys, I want

you to look into God’s heart when He

gave that command to us.

Salah satu alasan kita menolak

untuk taat pada perintah Tuhan adalah

karena kita ngga mengerti hati-Nya.

Kita pikir Tuhan itu mau bikin kita

repot. Kita pikir Tuhan itu seneng kalo

kita ngga seneng. Kita pikir tuhan itu

‘JAHAT’, (oh tentu saja kita ngga

terang2an bilang Tuhan itu jahat, tapi

ketika kita mempertanyakan

perintahnya, sebenernya kita

meragukan bahwa Tuhan itu BAIK

dank arena Tuhan itu BAIK maka

semua perintah-Nya itu untuk

KEBAIKKAN juga).

Oke, bayangkan guys kalian pergi

lagi ikut hiking di suatu hutan. Nah

ketika jalan melewati satu jalan setapak

ternyata di ujung jalan setapak itu,

kalian ngeliat ada lobang besar penuh

ular di situ. HIIIII … gue paling takut

sama ular >.< Apa yang kalian lakukan?

Kalian pasti buru-buru balik, en ketika

ada temen-temen laen yang mau ke

jalan itu, kalian pasti bilang,

“JANGAANNN ke situ. Di ujung sono

ada lubang penuh ular bow!!”

Ketika kalian ‘melarang’ temen-

temen kalian buat ke sono, eh temen

bae kalian malah ngga percaya, dia

malah ngetawain kalian en bilang

kalian lebay. >.< what will you feel

guys?

Kesel karena ngga dipercaya …

Kesel karena malah diketawain. En

yang sangat mungkin, sedih … yah

sedih. Because your own bestfriend

nga percaya sama kalian, karena

sahabat kalian sendiri ngga percaya

kalo larangan kalian itu untuk

kebaikkan dia.

Kira-kira begitulah hati-Nya Tuhan

… Semua larangan di Alkitab itu Tuhan

berikan karena Ia tahu, di ujung jalan

yang sepertinya nikmat, baik, bagus,

ada lubang penuh ular. Ada tangisan,

ada ratapan, ada rintihan …

Ada jalan yang disangka orang

lurus, tetapi ujungnya menuju maut.

Amsal 14 : 12

En ketika kita terjatuh, kita

melanggar dan kita menangis, apa kita

pikir Tuhan akan bilang, “Ya udah …

sukurin loh. Ngga nurut sih!”

Ngga.

Tidak dilakukan-Nya kepada

kita setimpal dengan dosa kita, dan

tidak dibalas-Nya kepada kita

setimpal dengan kesalahan kita,

Mazmur 103 : 10

Tuhan juga menangis dengan

kita ketika kita menangis. Kalau kalian

liat, ibu-ibu yang anaknya sedang sakit,

siapa yang nangisnya lebih kenceng?

IBUNYA. Semua ibu kalo ditanya,

mending dia yang sakit apa mending

anaknya yang sakit pasti semua bilang,

mending dia yang sakit bukan anaknya.

Kalau manusia yang penuh dengan

dosa dan egois aja bisa begitu,

kebayang ngga sih guys, hati-Nya

Tuhan tuh kayak apa ketika kita

menderita bahkan karena kesalahan

kita sendiri??

Guys, trust HIS HEART. Perintah

menikah hanya dengan yang sepadan

itu bukan untuk membuat kalian

menderita! NO!! Justru Tuhan pengen

kalian menikmati pernikahan yang

indah, menikmati pernikahan dengan

suami yang bener-bener mau belajar

mengasihi kalian seperti Kristus

mengasihi jemaatt!!!

He doesn’t want to give you just a

happy marriage, He wants to give you a

fulfilling marriage so that through your

marriage you can GLORIFY HIS NAME!

He wants to use you and your spouse

to blessed the nation through your

marriage!! En Dia tau itu hanya bisa

terjadi, jika kalian menikah dengan

anak-Nya yang sekalipun ngga

sempurna tapi mau terus

disempurnakan oleh tangan-Nya. J

Bacaan ekstra :

http://

hanshinta1.blogspot.com/2010/06/

happy-or-fulfilling-marriage.html

(happy or fulfilling marriage?)

My fave quote dari tulisan di atas : I

would rather wait a thousand years

for that man who loves and fears the

Lord and live 1 fullfilled day of

marriage together, than wait a day &

live 1000 ‘just happy’ (or worse live

1000 miserable) days together.

(Ershinta Vid Neyst)


Published with Blogger-droid v2.0.4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar